Pasalnya hingga saat ini belum ada keterangan yang jelas serta resmi dari pihak Polda Sumatera Utara terkait kasus pencaloan penerimaan calon anggota Bintara ( Casis) yang melibatkan anggota kepolisian Polda Sumatera Utara inisial FS.
Sebut saja Briptu FS seorang anggota kepolisian yang diduga melalukan praktik percaloan dan menjanjikan kelulusan seleksi kepada 40 orang korban pada penerimaan Bintara tahun 2024.
Namun, dari ke 40 orang tidak ada satupun dari para calon siswa yang lolos dalam proses tersebut, dan menimbulkan kecurigaan dan protes dari pihak keluarga korban.
Sekira pukul 14.00 WIB sejumlah mahasiswa dan perwakilan orang tua dari korban dugaan praktik percaloan oknum anggota kepolisian Polda Sumut, mendatangi markas besar kepolisian Sumatera Utara untuk melaksanakan aksi damai atas apa yang menimpa masyarakat atau anggota keluarga yang menjadi korban penipuan dari oknum polri tersebut yang bernilai ratusan juta tersebut.
Dalam orasi aksi damainya Ibrahim mengatakan kepada Kapolda Sumatara Utara Untuk segera memberikan statement klarifikasi terhadap Publlik tentang polemik yang hari ini menuai kontroversial dikalangan masyarakat
"Mencoba melakukan Gerakan secara masive untuk melakukan pungli, dalam proses penarikan uang, dibukanya penerimaan casis Polri , jadi bagaimana Polri mau jadi organisasi yang bersih, ketika kelompok/oknum kepolisian, menarik uang masyarakat untuk dapat menjadi Kepolisian RI." Teriak Ibrahim
"Yang anaknya mau mendaftar sebagai anggota Polri, mencoba untuk menarik uang masyarakat, Ini adalah tindakan biadap, merusak citra kepolisian, Kapolda Sumut bapak Kapolda Irjen pol Wishnu harus mengambil tindakan tegas sikap ini teman teman" sahutnya lagi.
Masih Ibrahim, dimana uang masyarakat diduga dipakai untuk main judi online, dalam sekejap yang mana kementerian komunikasi digital, yang mana, anggota bapak Kapolda Sumatera Utara melakukan tindakan amoral dalam proses kegiatan pungli proses penerimaan Calon siswa Bintara Polri yang baru saja terjadi.
Ibu korban Deliana Boru Silitonga asal Pak Pak Barat, mewakili ibu korban lainnya seperti Br Simbolon asal siborong borong begitu kesal dan
menilai kasus ini sebagai bukti nyata lemahnya sistem pengawasan internal (waskat) di lingkungan kepolisian.
Kasus Briptu FS bukan hanya soal oknum individu, tetapi mencerminkan celah besar dalam pengawasan oleh pimpinan. Jika percaloan bisa berlangsung dengan jumlah korban sebanyak ini, besar kemungkinan ada keterlibatan pihak-pihak lain atau setidaknya kelalaian dari atasan yang seharusnya mengawasi," ungkap Deliana dalam keterangan aksi damai.
Deliana Silitonga juga menegaskan, dalam kasus sebesar ini, tidak cukup jika hanya Briptu FS yang diperiksa.
"Pengawasan internal yang lemah memungkinkan tindakan ini berlangsung tanpa hambatan. Pihak pimpinan yang bertanggung jawab atas pengawasan seharusnya juga diperiksa karena ini menunjukkan kegagalan institusi, bukan hanya kesalahan individu," jelasnya.
Deliana Silitonga salah satu orang tua korban yang dilakukan Briptu FS juga menyatakan bahwa reformasi di tubuh kepolisian harus menitik beratkan pada penguatan pengawasan dan akuntabilitas di semua tingkatan.
Deliana Silitonga juga memohon dan meminta kepada bapak Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo segera memerintahkan jajarannya untuk segera bertindak tegas terhadap oknum polisi Briptu FS di jajaran Polda Sumut sehingga tidak memperburuk citra kepolisian Republik Indonesia dan di mata masyarakat seluruh Indonesia, "Dan juga segera pula mengembalikan uang kami yang telah di gelapkan FS, berikan lah kebijakan, sudah lima bulan kami tunggu, lima bulan bukan waktu yang dekat, tolong lah pak, Harap Deliana.
Sementara dihadapan Pamenwas, Salah satu Orator aksi Oza Hasibuan mengatakan Bahwasanya rekaman suara itu dialog antara Febri dengan pimpinan bahas masalah titip titipan dan rekomendasi,
"ini yang menjadi mendidih darah kami mendengarnya banyak ratusan bahkan ribuan masyarakat anak muda yang cita citanya menjadi Polisi saya rasa hancur gara gara apa karena ada sudah deal dealan dan titp titipan"
"Tolong kepada Bapak Presiden RI, Ketua DPR RI, inilah wujud Sumatera Utara, kita jumpa dijakarta Minggu depan, kita sampaikan di Mabes, disampaikan akan kita bahas di rapat paripurna, agar masalah ini tidak ada lagi terjadi kedepannya, tanpa ada titip"an tanpa ada tipu menipu jangan masyarakat menjadi ajang menarik duit, itu tidak baik, masyarakat inilah yang harusnya dilindungi dan disejahterakan jangan dijadikan korban" teriak oza
Terpisah , Terkait aksi damai yang di lakukan mahasiswa dan keluarga korban penggelapan Casis Bintara Polri tahun 2024 , Pamenwas Polda Sumatera Utara AKP Sibagariang mengatakan , kita dari Pamenwas akan menyampaikan semuanya kepada pimpinan , akan segera kami sampaikan dan semua pihak korban segera dapat di berikan keadilan dan semua keterangan yang ada dapat menolong kejaksaan kemudian menuntut agar uang di kembalikan Briptu Febri Situmorang. Tegas AKP Sibagariang.(US)
0 Komentar